Pendahuluan

            Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2019-2024 salah satu visi Pemerintah Republik Indonesia berfokus pada pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui peningkatan kualitas pendidikan dan manajemen talenta. Visi tersebut terkait langsung dengan tugas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sebagai penyelenggara pemerintahan di bidang pendidikan dan kebudayaan.

            Untuk mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan dan manajemen talenta, Kemendikbud mengembangkan rangkaian kebijakan Merdeka Belajar pada tahun 2019. Kebijakan ini dicetuskan sebagai langkah awal melakukan lompatan di bidang pendidikan. Tujuannya adalah mengubah pola pikir publik dan pemangku kepentingan pendidikan menjadi komunitas penggerak pendidikan. Filosofi “Merdeka Belajar” disarikan dari asas penciptaan manusia yang merdeka memilih jalan hidupnya dengan bekal akal, hati, dan jasad sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa. Dengan demikian, merdeka belajar dimaknai kemerdekaan belajar yang memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar senyaman mungkin dalam suasana bahagia tanpa adanya rasa tertekan.

            Sebagai rangkaian kebijakan Merdeka Belajar, Kemendikbud telah mengeluarkan empat paket kebijakan, yang pada tahap pertama meliputi: 

1. Ujian Sekolah Berstandar Nasional diganti ujian (asesmen) yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan. Hal ini berimplikasi pada guru dan satuan pendidikanlebih merdeka dalam menilai belajar peserta didik.

2. Ujian Nasional tahun 2021 diubah menjadi Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter yang meniscayakan penyesuaian tata kelola penilaian pembelajaran di level satuan pendidikan maupun pada level nasional.

3. Penyederhanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang berimplikasi pada kebebasan guru untuk dapat memilih, membuat, dan menggunakan format RPP secara efisien dan efektif sehingga guru memiliki banyak waktu untuk mengelola pembelajaran.

4. Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang lebih fleksibel untuk mengakomodasi ketimpangan akses dan kualitas di berbagai daerah.

            Keempat kebijakan tersebut tentu saja belum cukup untuk menghasilkan manusia unggul melalui pendidikan. Hal krusial yang mendasar untuk segera dilakukan adalah mewujudkan tersedianya guru Indonesia yang berdaya dan memberdayakan.

            Guru Indonesia yang diharapkan tersebut mencirikan lima karakter yaitu berjiwa nasionalisme Indonesia, bernalar, pembelajar, profesional, dan berorientasi pada peserta didik. Berbagai kebijakan dan program sedang diupayakan untuk hal tersebut dengan melibatkan berbagai pihak menjadi satu ekosistem pendidikan yang bergerak dan bersinergi dalam satu pola pikir yang sama antara masyarakat, satuan pendidikan, dan pemangku kebijakan.

            Program tersebut dinamakan Pendidikan Guru Penggerak (PGP) yang sejatinya mengembangkan pengalaman pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan guru sebagai bagian dari Kebijakan Merdeka Belajar melalui pendidikan guru. Pedoman ini disusun sebagai acuan implementasi agar program ini dapat berjalan dengan sebaik-baiknya.

Kerangka Program Pendidikan Guru Penggerak

            PGP merupakankegiatan pengembangan profesi melalui pelatihandan pendampingan yang berfokus pada kepemimpinan pembelajaranagar mampu mendorong tumbuh kembang peserta didik secara holistik; aktif dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik; serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila. Profil pelajar Pancasila yang dimaksud adalah peserta didik yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, kreatif, gotong royong, berkebinekaan tunggal, bernalar kritis, dan mandiri.

            Program ini bertujuan memberikan bekal kemampuan kepemimpinan pembelajaran dan pedagogi kepada guru sehingga mampu menggerakkan komunitas belajar, baik di dalam maupun di luar satuan pendidikanserta berpotensi menjadi pemimpin pendidikan yang dapat mewujudkan rasa nyaman dan kebahagiaan peserta didik ketika berada di lingkungan satuan pendidikannya masing-masing. Rasa nyaman dan kebahagiaan peserta didik ditunjukkan melalui sikap dan emosi positif terhadap satuan pendidikan, bersikap positif terhadap proses akademik, merasa senang mengikuti kegiatan di satuan pendidikan, terbebas dari perasaan cemas, terbebas dari keluhan kondisi fisik satuan pendidikan, dan tidak memiliki masalah sosial di satuan pendidikannya.     

            Kemampuan menggerakkan komunitas belajar merupakankemampuan guru memotivasidan terlibat aktif bersama anggota komunitasnya untuk bersikap reflektif, kolaboratif serta berbagi pengetahuan yang merekamiliki dan saling belajar dalam rangka mencapai tujuan bersama. Komunitas pembelajar guru di antaranya Pusat Kegiatan Gugus (PKG), Kelompok Kerja Guru (KKG), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK) serta komunitas praktis (Community of Practice) lainnya baik di dalam satuan pendidikan atau dalam wilayah yang sama.

Desain Program Pendidikan Guru Penggerak

            PGP didesain untuk mendukung hasil belajar yang implementatif berbasis lapangan dengan menggunakan pendekatan andragogi dan blended learningselama 9 (sembilan) bulan. Kegiatan PGP dilaksanakan menggunakan metode pelatihan dalam jaringan (daring), lokakarya, dan pendampingan individu. Proporsi kegiatan terdiri atas 70% belajar di tempat bekerja (on-the-job training), 20% belajar bersama rekan sejawat, dan 10% belajar bersama narasumber, fasilitator, dan pendamping. 

            Asesmen dilakukan pada tahap pelatihan dan pendampingan dengan mendapatkan data hasil penugasan, praktik dan observasi fasilitator dan pendamping. Umpan balik dari rekan sejawat, kepala sekolah dan peserta didik digunakan sebagai bagian dari proses refleksi dan pengembangan diri Guru Penggerak. Asesmen pada hasil belajar peserta didik dilakukan saat proses evaluasi dampak (impact evaluation).

            PGP menerapkan andragogi, pembelajaran berbasis pengalaman, kolaboratif, dan reflektif sebagaimana diilustrasikan pada gambar berikut.


Tujuan Program Pendidikan Guru Penggerak

            PGP bertujuan untuk meningkatkan kompetensi kepemimpinan dan pedagogi guru sehingga dapat menghasilkan profil guru penggerak sebagai berikut:

1. mengembangkan diri dan guru lain dengan refleksi, berbagi, dan kolaborasi;

2. memiliki kematangan moral, emosional, dan spiritual untuk berperilaku sesuai kode etik;

3. merencanakan, menjalankan, merefleksikan, dan mengevaluasi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dengan melibatkan orang tua;

4. mengembangkan dan memimpin upaya mewujudkan visi satuan pendidikan yang mengoptimalkan proses belajar peserta didik yang 5. berpihak pada peserta didik dan relevan dengan kebutuhan komunitas di sekitar satuan pendidikan; dan

6. berkolaborasi dengan orang tua peserta didik dan komunitas untuk pengembangan satuan pendidikan dan kepemimpinan pembelajaran.


Manfaat Program Pendidikan Guru Penggerak

Manfaat Pendidikan Guru Penggerak adalah sebagai berikut: 

1. bergeraknya komunitas belajar secara berkelanjutan sebagai tempat diskusi dan simulasi agar guru dapat menerapkan pembelajaran aktif yang sesuai dengan potensi dan tahap perkembangan peserta didik;

2. diterapkannya pembelajaran aktif oleh guru lain di lingkungan satuan pendidikannya dan lingkungan sekitar sebagai dampak 3. bergeraknya komunitas guru secara berkelanjutan; 

4. terbangunnya rasa nyaman dan bahagia peserta didik berada di lingkungan satuan pendidikan;

5. meningkatnya sikap positif peserta didik terhadap proses pembelajaran yang bermuara pada peningkatan hasil belajar;

6. terwujudnya lingkungan fisik dan budaya satuan pendidikan yang nyaman dan menyenangkan bagi peserta didik; dan

7. terbukanya kesempatan bagi guru penggerak untuk menjadi pemimpin satuan Pendidikan

Perjalanan Program Pendidikan Guru Penggerak

Calon Guru Penggerak menjalankan proses pendidikan selama 9 bulan yang terdiri pembelajaran daring dan pendampingan. Pembelajaran daring berlangsung selama 6 bulan dengan 3 paket modul yang wajib dipelajari oleh Calon Guru Penggerak. Pendampingan terdiri dari lokakarya dan pendampingan individu yang akan dilaksanakan setiap bulan selama 9 bulan.






         

Di pertengahan tahun 2020, divisi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia mencetuskan sekaligus meresmikan program Guru Penggerak.Peluncuran program tersebut pertama kali dibuka dengan tahapan pendaftaran serta pelaksanaan seleksi. Menurut Nadiem Makarim, program Guru Penggerak merupakan terobosan baru untuk mewujudkan para pendidik profesional.

        Bagi sebagian guru tentu masih merasa asing dengan hadirnya program Guru Penggerak. Sebab tidak semua elemen mendapatkan sosialisasi peluncurannya. Bisa jadi karena keterbatasan waktu maupun tingkat sasaran yang akan mendapatkan sosialisasi dari program Guru Penggerak. Program ini merupakan serangkaian dari kebijakan merdeka belajar.

        Kehadiran program ini akan menjadi solusi bagi kesenjangan dan permasalahan yang ada di dunia pendidikan di mana pemeran utamanya adalah seorang guru. Sebab pada kenyataannya, banyak guru yang mengalami masalah terutama dalam hal menyampaikan materi serta menjadikan peserta didik nyaman dengan pembelajarannya.

Apa itu Program Guru Penggerak?

        Program Guru Penggerak merupakan sebuah agen perubahan di dunia pendidikan. Apalagi di era kecanggihan teknologi sekarang, kehadiran Guru Penggerak dengan segudang karya maupun inovasinya akan menjadi sesuatu gebrakan positif bagi lingkungan pendidikan.

        Dengan hadirnya program tersebut, maka para pendidik dapat dengan mudah untuk meningkatkan kompetensinya sebagai seorang pemimpin dalam perumusan pembelajaran yang mana berorientasi pada murid bukan pada guru.

        Selama pelatihan program guru tersebut, para guru yang sudah terseleksi akan dibina secara langsung oleh para instruktur, pengajar praktik profesional dan semua fasilitator pilihan.

        Melansir dari laman resminya, program Guru Penggerak disusun untuk bisa mewujudkan sebanyak mungkin keseluruhan agen transformasi dalam lingkup ekosistem pendidikan. Pada angkatan pertama tahun kemarin, Kemendikbud membuka peluang sebesar 2.800 peserta. Angka tersebut dapat memberikan banyak kesan serius dari Kemendikbud pada pelaksanaan program Guru Penggerak.

        Selain itu, kehadiran program Guru Penggerak menjadikan para pendidik mendapat kesempatan untuk bisa mewujudkan perubahan secara nyata di dunia pendidikan khususnya bagi wilayah sekitar. Para pendidik yang sudah terseleksi sebagai calon Guru Penggerak merupakan golongan para pemimpin pembelajaran yang akan meningkatkan proses bertumbuhnya peserta didik baik secara holistik, aktif maupun proaktif. Sisi proaktif yang dimaksud yakni bertujuan untuk mengembangkan para pendidik lainnya agar bisa menerapkan konsep pembelajaran yang bisa berpusat ke peserta didik.

        Di sisi lain, kehadiran Guru Penggerak senantiasa menjadi seseorang yang bisa diteladani dan secara tidak langsung dapat dianggap menjadi seorang agen transformasi pada ekosistem pendidikan agar bisa terwujud Profil Pelajar Pancasila dalam diri peserta didik.

Peran Guru Penggerak

        Dalam pelatihannya, para pendidik akan dibekali dengan ragam peran yang akan dijalani sebagai Guru Penggerak. Adapun diantaranya yakni :

Pertama, seorang Guru Penggerak dapat menggerakkan komunitas belajar untuk sesama rekan guru baik di sekolah yang sama maupun instansi lainnya. Seperti sekarang ini, salah satu komunitas yang bekerjasama dengan kebijakan Merdeka Belajar yakni komunitas Guru Belajar. Komunitas ini menaungi para guru dan memberikan beragam kreasi maupun inovasi yang menarik bagi para guru.

Kedua, seorang Guru Penggerak dapat menjadi pengajar praktik bagi rekan guru terkait adanya kehadiran perkembangan pembelajaran yang ada di sekolah. Menjadi pengajar praktik tidak harus menjadi guru yang bersertifikasi. Sebab ada banyak hal yang dapat dilakukan selama menunggu masa program sertifikasi berlangsung.

Ketiga, seorang Guru Penggerak akan berusaha menjadi seorang pionir untuk bisa mendorong peningkatan serta karakter kepemimpinan baik bagi sesama guru lainnya maupun peserta didik di lingkungan sekolah.

Keempat, seorang Guru Penggerak akan senantiasa menjadi pionir dalam membuka ruang diskusi maupun kolaborasi baik guru maupun para pemangku kepentingan di dalam maupun luar sekolah dalam proses peningkatan aspek kualitas pembelajaran.

Kelima, seorang Guru Penggerak dapat menjadi pemimpin pembelajaran akan mendorong adanya perbaikan dalam ekosistem pendidikan di lingkungan sekolah.

Kelima peran tersebut tentu sangat berguna di lingkungan pendidikan. Apalagi di tengah fenomena disruptif seperti ini, mulai banyak permasalahan yang menyerang dunia pendidikan di negeri ini.

        Permasalahan seperti merendahnya daya serap peserta didik pada mata pelajaran, kecanduan pada gadget, kecanduan bermain games bahkan ada yang sampai menjadi pecandu pergaulan bebas. Maka Kehadiran Guru Penggerak diupayakan agar bisa menjadi salah satu benteng pertahanan bagi generasi di masa depan.

        Oleh sebab itu dalam rangka menjadikan kelima peran tersebut ada dalam diri penggerak, maka pemerintah telah membuat perencanaan dan sudah dipublikasikan secara resmi bahwa program Guru Penggerak akan diadakan selama 9 bulan. Di waktu tersebut, para calon pendidik akan dilatih dan digembleng agar bisa menjadi pribadi sesuai target yang diinginkan.

Manfaat Program Guru Penggerak

        Selain memahami makna dan peran dari program Guru Penggerak bagi dunia pendidikan, anda juga perlu memahami manfaat program Guru Penggerak. Adapun di antara manfaatnya yakni :

1.    Guru Penggerak Membantu Proses Perkembangan Kompetensi

        Manfaat pertama yakni program Guru Penggerak akan membantu proses berkembangnya kompetensi. Salah satu agenda yang diselenggarakan untuk mewujudkan perkembangan tersebut maka diadakanlah lokakarya bersama.Program lokakarya ini terdiri dari kegiatan daring, konferensi, lokakarya bahkan sampai adanya program pendampingan dalam kurun waktu 9 bulan bagi yang sudah terseleksi menjadi calon Guru Penggerak. Hanya saja, perlu diingat, dalam pelaksanaannya para guru akan tetap menjalankan peran utama sebagai seorang guru. Sehingga, guru harus memastikan bahwa pendaftarannya pada program Guru Penggerak perlu mendapat persetujuan dengan berbagai persyaratan tertentu yang dibutuhkan. Pada angkatan sebelumnya, para calon Guru Penggerak melaksanaan beberapa kegiatan dalam bentuk online sebagai bentuk pencegahan penularan Covid-19.

2.    PGP akan Membantu Proses Peningkatan Kompetensi dalam Aspek Kepemimpinan

        Manfaat lainnya yakni program Guru Penggerak akan menjadi program yang bisa membantu terjadinya peningkatan pada aspek kompetensi kepemimpinan di lingkup pembelajaran yang hanya berpusat pada peserta didik.Pendidik harus selalu mengusahakan dirinya untuk bisa meningkatkan keoptimalan performa diri menjadi seorang guru yang memang sudah memusatkan pembelajaran pada peserta didik. Dengan artian, pendidik akan menjadi seorang teladan serta mampu dalam memberikan segala motivasi bagi peserta didik. Tujuannya agar bisa menguatkan segala daya dan mampu dalam mendayagunakan para peserta didik. Tujuan akhirnya, di masa depan, guru akan lebih banyak mendapat tantangan terkait aspek latar belakang dan karakteristik peserta didik yang berbeda – beda. Melalui program Guru Penggerak, harapannya para guru dapat mengatasi permasalahan tersebut serta memberikan pelatihan kepada para rekan pendidik lainnya yang belum berkesempatan mengikuti program Guru Penggerak.

        Demikian ulasan mengenai manfaat program Guru Penggerak dan beberapa peran yang perlu dipahami manakala banyak guru yang sudah mulai mendaftarkan dirinya di program Guru Penggerak batch 2 dan seterusnya.  Semoga program tersebut dapat membantu peningkatan kemampuan dalam diri pendidik baik dari segi pedagogik maupun aspek profesionalismenya.